Saturday, July 4, 2015

Bangga Jadi Orang Pariaman

1 comment :

Kabupaten Padang Padang Pariaman atau Kota pariaman memiliki banyak hal yang belum diketahui jelas oleh masyarakat sumatra barat sendiri. kenapa ? ada pemikiran yang rancu dipikirkan oleh orang luar pariaman contoh tentang uang japuik (jemput), harus memanggil nama panggilan buat orang sumando dan lain.
  • Uang Japuik
Bajapuik (japuik; Jemput) adalah tradisi perkawinan yang menjadi ciri khas di daerah pariaman. Bajapuik dipandang sebagai kewajiban pihak keluarga perempuan memberi sejumlah uang atau benda kepada pihak laki-laki (calon suami) sebelum akad nikah dilangsungkan.  (Azwar, 2001:52) masih belum jelas ?. dari pertama si perempuan lahir pikah dari orang tua dipariaman pasti ada ancang nanti nya menyiapkan uang japuik untuk pernikahan nya nanti, berapa besar uang japuik tergatung niniak mamak yang akan memutuskan berapa banyak uang yang dikeluarkan oleh si perempuan. sebagai laki-laki mempunyai tanggung jawab besar bagi masyarakat dan keluarga, didalam keluarga sendiri harus pandai menjaga istri dan anak-anak dijalan Allah SWT. agar selamat dunia dan akhirat. menurut cerita tradisi bajapuik. Tradisi ini bersumber dari kisah pernikahan Rasululloh SAW. Rasululloh dulunya merupakan pemuda miskin yang bekerja dengan pedagang besar, yaitu Siti Khadijah. Karena Muhammad memiliki sifat mulia, dan mendapat gelar al-amin atau orang terpercaya, Siti Khadijah pun menaruh hati padanya. Akhirnya Siti Khadijah meminta temannya untuk menanyakan pada Muhammad apakah bersedia menjadi suami Khadijah, namun Muhammad merasa kurang enak, karena ia hanya pemuda miskin yang tak punya apa-apa, mana mungkin dapat menikahi Siti Khadijah yang kaya raya. Namun Siti Khadijah berniat menghormati Muhammad, ia pun memberikan sejumlah hartanya pada muhammad agar Muhammad dapat mengangkat derajatnya dari seorang pemuda miskin menjadi pemuda yang setara dengan Siti Khadijah.  Akhirnya Siti Khadijah dan Muhammad pun menikah. Siti Khadijah pun setelah menikah sangat menghormati suaminya dengan memanggil gelarnya, junjungannya.  

Orang asli Pariaman, merupakan penduduk pesisir yang bermata pencaharian nelayan, mereka hidup dari hasil melaut di pantai pariaman. Kemudian datang lah urang rantau dari daerah bukit-tinggi Padang Panjang. Mereka merantau dan mulai bertempat tinggal dan berocok tanam sebagai petani di Pariaman. Kemudian, urang darek ini ingin mengawinkan putri-putri mereka dengan orang Pariaman, namun, orang pariaman dulu merupakan orang miskin, sehingga untuk mengangkat derajat calon suami mereka tersebut, keluarga wanita pun menjemput dan memberikan sejumlah harta unuk calon suaminya dengan tujuan mengangkat derajat calon suaminya tersebut. Uang japuik itu sakarang adalah tradisi yang tidak mungkin dirubah, tradisi itu harus dijaga sampai anak cucu kita nanti.

  • Urang Sumando itu Punya Panggilan atau nama
Pria yang sudah menikah di pariaman dipanggil dengan gelar , misal sidi, bagindo atau sutan. Setelah menikah,  suami tinggal di rumah istrinya, di rumah tersebut, suami mereka dipanggil dengan hormat sesuai dengan gelarnya, tidak boleh dipanggil dengan nama aslinya.
  
  • Pariaman Punya Tempat Wisata 
Pariaman makin hari makin berkembang apa lagi media sosial sangat membantu mempromosikan tempat wisata di daerah pariaman. begitu banya tempat wisata baru atau dikelola lebih baik dari sebelumnya. contoh nya pantai gandoriah,pantai kata,pulau angso duo dan lain-lain.

  • Wanita Pariaman Pandai Memasak
Wanita telah memiliki kodrat melayani suami dan anak-anaknya, pandai memasak adalah hal yang penting bagi wanita pariaman. banyak orang bilang kalau wanita tidak pandai masak berarti bukan orang pariaman. sebagai orang sumatra barat harus pandai memasak rendang, kalau bisa memasak rendang, masakan lain sangat mudah membuatnya. rata2 orang tua laki2 dipariaman menginginkan minantu orang pariaman. 

  • Tradisi Makana Juadah 
Sajian dari anak daro (penganten wanita kepada pihak pria ) berupa makanan juadah. Juadah ini menggunakan talam yang bertingkat-tingkat. Yang paling atas diisi kue bolu, lalu berturut-turut di talam bawahnya ada bubik, pinyaram, juadah tukua, jala bio, kue sangko, kipang, nasi manis, dan kanji. Selain kue bolu, bahan pembuat penganan dalam antaran ini adalah olahan dari beras dan beras ketan.

Misalnya, kanji, yang mirip dengan gelamai. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dicampur dengan larutan gula merah yang dicampur santan. Adonan ini dimasak lama dalam kuali besar hingga kental dan berminyak. Lalu dituangkan ke papan cetakan.

Jenis makanan lain yang terbuat dari tepung ketan adalah pinyaram, jala bio, dan bubik. Pinyaram ini seperti kue cucur. Bahannya dari tepung beras yang dicampur dengan cairan gula merah, lalu digoreng dalam kuali yang langsung menjadi cetakannya. Mirip kue cucur, tapi dalam bentuk yang lebih besar.

Sedangkan jala bio dan bubik terbuat dari tepung beras ketan dan santan, dan dicetak dengan seng berbentuk jeruji, lalu digoreng. Rasanya gurih dan seperti kerupuk. Bentuknya juga unik, seperti jeruji, atau banyak dikenal sebagai kue kembang goyang. Sedangkan bubik mirip dengan adonan jala bio yang diberi inti dengan sekeping gula merah dan kelapa, lalu digoreng.

Makanan yang terbuat dari beras ketan antara lain nasi manis atau nasi haru, kipang, dan kue sangko. Nasi manis mirip wajik dengan warna cokelat.Terbuat dari beras ketan yang dikukus, diberi gula merah, lalu dicampur dengan santan dan garam secukupnya. Prosesnya, santan dan gula merah dimasak di kuali hingga berminyak, lalu dimasukkan beras ketan yang sudah dikukus, lalu diaduk di kuali hingga kering. Kemudian dipadatkan di cetakan kayu, lalu dipotong-potong.

1 comment :

  1. Menikahi wanita pariaman
    1. Kembalilah ke surat Al Bagarah 119 dan An Nisa 56.
    2. Sesungguhnya semua uraian hanya membuat anda terpikat. Anda akan dibuat bagai bangkai, hidup bagai mati namun mati tidak hidup, bersiap hadapi istri anda yg kabur membawa anak2 anda, sebab anak2 anda itulah yg dimaksud harta pusaka tertinggi yg menghasilkan uang. Pernikahan hanya sandiwara.
    Saya bicara karena mengalami, ini untuk berbagi dan mengingatkan kembalilah ke Al Quran.

    ReplyDelete